Halo Bro Sis! Tahukah kamu kalau pengelolaan limbah medis nggak hanya soal buang sampah sembarangan? Di fasilitas kesehatan seperti klinik, rumah sakit, atau lab, limbah medis harus dikelola secara spesifik dan terstandar, termasuk dalam hal warna tempat sampahnya. Yup, beda warna, beda fungsi!
Penggunaan warna ini bukan sekadar dekorasi, tapi bertujuan untuk mempermudah identifikasi, menjaga keamanan, dan memastikan pengolahan limbah sesuai regulasi. Yuk, kita kupas tuntas warna-warna tempat sampah medis B3 dan cara penggunaannya!
Arti Warna-Warna Tempat Sampah Medis
Sesuai panduan nasional dan standar dari Kementerian Kesehatan serta Kementerian Lingkungan Hidup, berikut adalah arti dari masing-masing warna pada tempat sampah medis:
🟡 Kuning – Limbah Infeksius
Digunakan untuk limbah yang terkontaminasi bahan biologis seperti darah, cairan tubuh, perban bekas luka, dan jarum suntik. Limbah ini berisiko menularkan penyakit jika tidak dikelola dengan benar.
🔴 Merah – Limbah Bahan Kimia Berbahaya
Untuk membuang bahan kimia yang mengandung sifat korosif, reaktif, atau toksik, seperti sisa disinfektan, reagen lab, dan bahan kimia yang kadaluarsa.
⚫ Hitam – Limbah Non-B3 atau Umum
Diperuntukkan bagi limbah biasa seperti sisa makanan, tisu, kertas, atau sampah domestik lainnya yang tidak berbahaya.
⚪ Putih – Limbah Farmasi
Warna ini digunakan untuk sisa obat yang sudah kadaluarsa atau tidak terpakai, termasuk sediaan farmasi padat, cair, maupun injeksi.
🌫️ Abu-abu – Limbah Sitotoksik
Dikhususkan untuk limbah dari obat kemoterapi dan bahan sitotoksik lainnya yang berisiko tinggi dan memerlukan penanganan ekstra hati-hati.
Kenapa Sistem Warna Ini Penting untuk Klinik?
✔️ Mudah Diidentifikasi:
Tenaga medis bisa langsung tahu jenis limbah hanya dengan melihat warna wadahnya, tanpa harus membuka dan mengecek isinya.
✔️ Mengurangi Risiko Paparan:
Pemisahan limbah berdasarkan warna membantu mencegah penyebaran infeksi atau keracunan bahan kimia berbahaya.
✔️ Mendukung Kepatuhan Regulasi:
Sesuai amanat Permenkes dan PP No. 101 Tahun 2014, sistem warna wajib diterapkan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan.
Langkah Praktis Pengelolaan Limbah Sesuai Warna
1. Sediakan Tempat Sampah Sesuai Standar
Pastikan tempat sampah tersedia dalam lima warna di atas dan ditempatkan di area strategis.
2. Tambahkan Label Informasi
Beri label yang jelas dan tahan air agar petugas tahu jenis limbah apa yang dibuang di masing-masing wadah.
3. Edukasi dan Pelatihan Staf Klinik
Beri pelatihan rutin pada staf tentang cara memilah limbah, mengenali kode warna, dan prosedur pengangkutan limbah medis.
4. Gunakan APD Saat Menangani Limbah
Selalu gunakan sarung tangan, masker, dan apron saat mengelola limbah, terutama limbah infeksius dan kimia.
5. Kirim ke Pengolah Limbah Terverifikasi
Limbah medis B3 harus dikirim ke fasilitas pengolah resmi yang punya izin dari Kementerian LHK.
Kesimpulan
Penerapan sistem warna pada tempat sampah medis bukan hanya sekadar aturan, tapi bagian dari komitmen Bro Sis sebagai penyedia layanan kesehatan untuk menjaga lingkungan dan keselamatan semua pihak. Dengan manajemen limbah yang tepat, klinik kamu bisa lebih profesional dan ramah lingkungan.
🛒 Butuh tempat sampah medis berstandar B3?
Kunjungi Medtools.id dan hubungi WhatsApp Andika – 085171071573 untuk kebutuhan alat kesehatan dan pengelolaan limbah klinik Bro Sis.
Referensi
-
Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI; 2020.
-
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta: KLHK; 2014.
-
World Health Organization. Safe management of wastes from health-care activities. 2nd ed. Geneva: WHO Press; 2014.