Banyak klinik, faskes, dan perusahaan sudah mulai menyediakan Automated External Defibrillator (AED), tapi tidak semua tim tahu cara menggunakannya dengan percaya diri. Padahal, penggunaan AED yang cepat dan tepat bisa meningkatkan peluang hidup pasien henti jantung secara signifikan.
Untuk Bro Sis yang pegang peran pengelola layanan darurat di klinik, memahami cara kerja dan penggunaan AED bukan cuma soal kepatuhan regulasi, tapi juga investasi nyawa. Yuk bahas langkah-langkah praktisnya dengan bahasa yang simpel, tanpa mengurangi aspek medis dan keselamatan.
Apa itu AED dan kenapa penting di klinik?
AED adalah alat medis portabel yang menganalisis irama jantung secara otomatis dan memberikan kejutan listrik terkontrol bila ditemukan aritmia berbahaya seperti fibrilasi ventrikel atau takikardia ventrikel tanpa nadi. Tujuannya adalah mengembalikan irama jantung ke pola yang efektif sehingga aliran darah ke organ vital kembali berjalan.
Untuk klinik dan faskes, AED sangat penting karena:
Memungkinkan respon cepat sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit rujukan.
Dapat digunakan oleh tenaga non-spesialis karena dibekali instruksi suara dan visual yang jelas.
Terbukti dapat meningkatkan peluang hidup bila digunakan dalam 3–5 menit pertama setelah henti jantung.
Kapan AED harus digunakan?
AED digunakan pada pasien yang diduga mengalami henti jantung mendadak: tidak responsif, tidak bernapas normal, dan tidak ada tanda sirkulasi. Dalam praktik, pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan aktivasi kode biru atau panggilan darurat internal di klinik.
Prinsip sederhananya:
Jika pasien tidak sadar dan tidak bernapas normal, segera aktifkan sistem gawat darurat klinik.
Mulai RJP (kompresi dada) dan minta tim mengambil AED.
Begitu AED tiba, segera dipasang tanpa menunda kompresi lebih lama dari yang diperlukan.
Langkah dasar penggunaan AED di klinik
Berikut alur praktis yang bisa dijadikan standar dasar di faskes Bro Sis :
Pastikan keamanan dan cek respons pasien
Pastikan area aman dari bahaya listrik, cairan, atau risiko lain.
Cek respons: panggil pasien dan lihat apakah ada pergerakan atau respons.
Aktivasi bantuan dan mulai RJP
Panggil bantuan, aktifkan sistem gawat darurat, dan minta seseorang mengambil AED.
Mulai kompresi dada dengan kedalaman dan ritme sesuai panduan RJP yang berlaku.
Nyalakan AED
Buka casing dan tekan tombol power atau buka penutup (pada beberapa model, membuka penutup otomatis menyalakan alat).
Ikuti instruksi suara dan visual yang muncul di layar.
Tempelkan elektroda
Lepaskan pakaian bagian dada pasien dan keringkan bila basah.
Tempelkan pad pertama di sisi kanan atas dada (di bawah klavikula), dan pad kedua di sisi kiri bawah dada (di bawah ketiak kiri).
Pastikan pad menempel kuat dan tidak ada kontak dengan logam seperti kabel EKG yang menyilang.
Biarkan AED menganalisis
Pastikan tidak ada yang menyentuh pasien saat AED melakukan analisis irama jantung.
AED akan memberi tahu apakah kejutan diperlukan atau tidak.
Berikan kejut jika dianjurkan
Jika AED mengatakan “shock advised” atau serupa, pastikan semua orang menjauh dari pasien.
Tekan tombol shock bila menggunakan AED semi otomatis; beberapa model akan memberikan kejut secara otomatis sesuai program.
Lanjutkan RJP dan ikuti instruksi
Setelah kejut diberikan, segera lanjutkan kompresi dada sesuai instruksi AED, biasanya selama sekitar 2 menit sebelum analisis ulang.
Terus ikuti panduan sampai tim medis lanjutan datang atau pasien menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Hal yang perlu diperhatikan oleh klinik dan procurement
Untuk Bro Sis yang mengurus pengadaan di klinik, faskes, atau perusahaan, ada beberapa poin penting sebelum membeli AED:
Kesesuaian regulasi: Pastikan AED memiliki izin edar resmi dan sesuai standar keselamatan nasional/internasional.
Kemudahan penggunaan: Pilih model dengan instruksi suara yang jelas, ikon visual yang besar, dan antarmuka sederhana sehingga staf dapat menggunakannya di bawah tekanan.
Ketersediaan pelatihan: Idealnya, vendor AED menyediakan paket pelatihan dasar untuk staf klinik terkait penggunaan AED dan RJP.
Biaya jangka panjang: Perhatikan harga pad, baterai, dan jadwal penggantian agar anggaran klinik tetap efisien.
Penempatan strategis: AED sebaiknya ditempatkan di area dengan akses cepat, jelas terlihat, dan diberi signage yang standar.
Dengan memilih AED yang tepat dan menyiapkan SOP internal, Bro Sis bisa mengubah alat ini menjadi perangkat yang benar-benar menyelamatkan nyawa.
Saatnya klinik Bro Sis punya AED yang siap pakai
Kalau klinik atau institusi Bro Sis sedang menyiapkan atau memperbarui fasilitas emergensi, AED adalah salah satu investasi penting untuk meningkatkan kesiapan tanggap darurat. Keberadaan alat ini, ditambah tim yang terlatih, akan sangat menentukan golden minutes saat terjadi henti jantung mendadak.
Kalau Bro Sis ingin konsultasi atau langsung pengadaan AED untuk klinik, rumah sakit, atau institusi, bisa langsung hubungi tim External Affairs Medtools lewat WhatsApp
Penulis : Andika Chris Ardiansyah
#AED #Medtools.id
Referensi :
Alodokter. Begini Cara Menggunakan Alat AED yang Benar. 2024. Diakses 2 Desember 2025. Tersedia dari: https://www.alodokter.com/begini-cara-menggunakan-alat-aed-yang-benar
AED Indonesia. Cara Tepat Penggunaan AED. 2024. Diakses 2 Desember 2025. Tersedia dari: https://www.aed.co.id/cara-tepat-penggunaan-aed
American Red Cross. AED Steps. Diakses 2 Desember 2025. Tersedia dari: https://www.redcross.org/take-a-class/aed/using-an-aed/aed-steps
Halodoc. Pentingnya Penggunaan AED untuk Henti Jantung Mendadak. 2025. Diakses 2 Desember 2025. Tersedia dari: https://www.halodoc.com/artikel/pentingnya-penggunaan-aed-untuk-henti-jantung-mendadak
Gleneagles Hospitals. Memahami AED. Diakses 2 Desember 2025. Tersedia dari: https://gleneagles.com.my/id/accident-emergency/aed

0 Comments