Cara Tepat Mengukur Tekanan Darah dengan Tensimeter

by | Oct 1, 2025 | Pendidikan Kedokteran | 0 comments

Bro Sis calon dokter, salah satu tugas pertama di skill lab itu biasanya mengukur tanda vital—termasuk tekanan darah. Banyak mahasiswa baru (maba FK) merasa grogi karena alat, teknik, maupun suara Korotkoff sulit didengar. Nah, artikel ini bantu kamu kuasai teknik yang benar supaya nggak grogi dan hasilnya akurat.

Kenapa Skill Mengukur Tekanan Darah Penting di FK?

  • Tekanan darah adalah parameter klinis mendasar yang sering muncul dalam ujian OSCE atau blok penyakit.

  • Salah teknik = hasil keliru = bisa memicu diagnosis atau penatalaksanaan yang salah.

  • Kebiasaan baik sejak skill lab akan membantu di praktik klinis nyata.

Mahasiswa wajib mampu mengukur tekanan darah dengan auskultasi, mengikuti prosedur baku agar hasil valid.

Persiapan & Kondisi Ideal Sebelum Pengukuran

Sebelum mulai, pastikan:

  1. Pasien dalam kondisi rileks: duduk tenang 5 menit sebelumnya, kaki tidak disilangkan, lengan bersandar.

  2. Hindari pengaruh eksternal: pasien tidak merokok, minum kopi, atau melakukan aktivitas berat 30 menit sebelum pengukuran.

  3. Lingkar lengan & posisi: lengan harus bebas dari pakaian, posisikan lengan setinggi jantung.

  4. Pilih manset yang tepat: ukuran manset harus sesuai lingkar lengan agar hasil tidak bias.

  5. Alat harus dalam kondisi baik: pastikan tensimeter + stetoskop bekerja, tidak bocor, jarum atau layar lurus, kalibrasi rutin.

Salah satu poin penting adalah lengan yang akan diukur harus diletakkan di atas meja setinggi jantung dan pasien harus tenang & tidak berbicara.

Langkah-langkah Pengukuran yang Benar

Berikut prosedur standar yang sering diajarkan di skill lab:

  1. Pasang Manset dengan Benar
    Tempelkan manset 2–3 cm di atas lipatan siku, perhatikan arah selang & penanda manset. Manset tidak boleh terlalu longgar atau terlalu ketat.

  2. Temukan Arteri & Pasang Stetoskop
    Temukan arteri brachialis di fossa cubiti. Letakkan membran stetoskop tepat di atas arteri, tanpa tekanan berlebih.

  3. Pompa Manset
    Pompa sampai tekanan ~20–30 mmHg di atas perkiraan tekanan sistolik (atau sampai denyut radial tak teraba pada teknik palpasi).

  4. Turunkan Tekanan Secara Perlahan
    Turunkan tekanan kira-kira 2–3 mmHg per detik sambil mendengarkan bunyi Korotkoff:

    • Bunyi I → tekanan sistolik

    • Bunyi V → tekanan diastolik (suara menghilang)

    Pada teknik auskultasi, bunyi fase V dianggap diastolik.

  5. Catat & Ulangi Jika Perlu
    Catat hasil (misalnya 120/80 mmHg). Jika ada ketidaksesuaian, tunggu 1–2 menit lalu ulang. Ambil rata-rata bila melakukan 2–3 kali pengukuran.

  6. Lepaskan Manset & Interpretasi
    Lepaskan udara dengan cepat. Jelaskan hasil ke pasien atau dosen: “Sistolik …, Diastolik …, kategorinya …”

Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan Maba

  • Manset salah ukuran → hasil terlalu tinggi atau rendah

  • Manset longgar atau tidak rata

  • Lengan tidak berada di level jantung

  • Terlalu cepat mengempiskan manset

  • Pasien berbicara atau bergerak saat pengukuran

  • Alat tidak dikalibrasi / rusak

Menguasai teknik pengukuran tekanan darah itu bukan cuma teori—itu keterampilan dasar yang harus dikuasai di skill lab. Latihan rutin, perhatian terhadap detail (posisi, manset, alat), dan memahami kesalahan umum akan membuat hasilmu lebih akurat dan percaya diri saat ujian.

Kalau Bro Sis butuh tensimeter berkualitas, stetoskop, manset plus perlengkapan preklinik lainnya, Medtools.id siap bantu penuhi kebutuhan skill lab klinik & mahasiswa. Cek katalognya sekarang supaya kamu nggak ketinggalan alat terbaik!

Penulis : Andika Chris Ardiansyah
Peninjau : 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *