SECURE UI atau  The 7th Symposium and Workshop of Current Updates in Respiratory Medicine merupakan seminar edukatif tahunan yang dilaksanakan oleh SECURE UI yang menyajikan rangkaian simposium dan workshop di bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. Kegiatan Main Event Secure ini diadakan selama dua hari yaitu 26 sampai 27 November 2023 dengan mengusung tema “Tantangan Kesehatan Pernafasan Terkini di Indonesia: Bagaimana Mengatasinya?”. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah agar dapat menjadi sebuah sarana pembaharuan dan penyegaran pengetahuan untuk para dokter dan petugas medis dalam masalah kedokteran agar dapat melakukan diagnosis dan tata laksana berbagai kasus dalam bidang Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi.

SECURE UI memberikan materi pembelajaran dalam penanganan kasus secara holistik dan komprehensif berdasarkan perkembangan ilmu terbaru dengan menghadirkan para pembicara yang memiliki kredibilitas. Materi pada seminar ini terbagi atas beberapa topik dan juga dibawakan oleh pembicara yang berbeda-beda seperti:

 

  • Etika dan Keselamatan Pasien dalam Pengobatan Pernapasan

Materi dengan judul “Ethics and Patient Safety in Respiratory Medicine” dibawakan oleh Prof. dr. Menaldi Rasmin, Sp.P(K), FCCP. Sebelum memaparkan materi tersebut, Prof. Menaldi Rasmin memberikan kutipan dari Hippocrates 460-377 SM yang berbunyi “ kedokteran adalah profesi penolong, profesi yang mulia. Di mana pun seni kedokteran dicintai, di situ juga terdapat kecintaan terhadap kemanusiaan.”

Dalam materi ini, Prof Menaldi Rasmin menyampaikan tentang bagaimana kode etik kedokteran Indonesia dapat mengatur sikap para dokter melalui memberikan empat kewajiban dasar seperti:

  1. Kewajiban umum.
  2. Kewajiban terhadap pasien.
  3. Kewajiban terhadap sejawat.
  4. Kewajiban terhadap diri sendiri.

Keempat kewajiban tersebut wajib untuk dipenuhi agar tidak terjadi isu etik. Isu etik dapat terjadi ketika pasien gagal memahami hak-hak atau kewajiban apa saja yang harus mereka lakukan. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh kegagalannya seorang dokter untuk memberikan hak atau kewajiban terhadap seorang pasien. Adapun beberapa hak yang dimiliki pasien antara lain: mendapatkan penejalasan secara lengkap tentang tindakan medis, meminta pendapat dokter lain, mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis, menolak tindakan medis, dan juga mendapatkan isi rekam medis.

Oleh karena itu, etik hadir untuk menanggulangi atau pun mencegah adanya isu etik. Etik mewujudkan hal tersebut dengan cara menuntut seorang dokter agar dapat melakukan layanan tanpa diskriminasi, menghormati hak, dan harga diri setiap individu, mempromosikan pencegahan sakit dan kesejahteraan, menolak untuk ikut serta dalam perbuatan ilegal dan tidak etis, serta menolak untuk merahasiakan dan juga akan melaporkan perbuatan tersebut yang tidak kompeten, ilegal, tidak etis, dan berdusta.

 

  • Regimen Baru untuk Pengobatan Tuberkulosis yang Sensitif dan Resisten Obat” dan “Peran Imunomodulator dalam Pengobatan Tuberkulosis

Materi ini dibawakan oleh Prof.Dr.dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) yang berisikan pemaparan materi mengenai urgensi untuk menurunkan angka Tuberkulosis yang dilatarbelakangi oleh tingginya angka Tuberkulosis yang ada di Indonesia dengan peringkat kedua terbanyak di dunia.

Karena banyaknya kasus Tuberkulosis di Indonesia yang menyebabkan Indonesia berada pada peringkat kedua sedunia, hal tersebut menjadi latar belakang adanya harapan dari Prof. Erlina Burhan terhadapnya penurunan angka kasus Tuberkulosis di Indonesia setidaknya sebanyak 100.000 orang.

 

  • Deteksi Dini dan Pendekatan Diagnostik Kanker Paru

Materi pendeteksi dan diagnosis dini kanker paru dibawakan oleh Prof. dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K). Pada awal materi ini, Prof. Elisna Syahruddin menjelaskan tentang apa itu kanker. Dijelaskan pula bahwa kanker merupakan sebuah penyakit atau kondisi ketika sel tubuh seseorang tumbuh secara tidak terkendali dan mampu menyebar ke beberapa organ yang ada di dalam tubuh manusia.

Penyakit kanker sediri disebabkan oleh genetik yang bisa mengontrol fungsi dari sel seperti pertumbuhan dan pembelahan dari sel. Adapun beberapa tipe gen yang dapat menyebabkan kanker antar lain:

  1. Proto-onkogen: jenis gen ini bisa muncul pada sel pertumbuhan dan pembelahan yang normal. Sel ini juga bersifat lebih aktif dibandingkan sel yang normal.
  2. Gen penekan tumor: jenis gen ini bisa muncul pada sel pengontrol pertumbuhan dan pembelahan yang bisa menyebabkan terjadinya pertumbuhan atau pun pembelahan yang berlebihan dari sel.
  3. DNA perbaikan gen: jenis sel ini akan memunculkan mutasi tambahan di gen lain dan dapat mengganti kromosom dari sel lain tersebut dengan cara melakukan duplikasi ataupun menghilangkan bagian dari suatu sel lain

Kanker sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kanker yang solid dan juga kanker non-solid. Salah satu kanker yang memiliki jenis yang solid adalah kanker paru. Kanker paru merupakan kanker yang berasal dari epitel yang disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Penyakit ini bisa disebabkan oleh faktor risiko seperti polusi udara, perlakuan merokok atau menghirup asap rokok, riwayat keluarga, dll.

 

  • Dampak Rokok dan Rokok Elektrik terhadap Kesehatan Paru-paru: Bagaimana cara menghentikannya?

Materi tentang rokok dan rokok elektronik ini dibawakan langsung oleh Dr. dr. Feni Fitriani Taufik, Sp.P(K), M.Pd.Ked yang mengawali materinya dengan beberapa fakta tentang bahaya merokok yang telah membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahunnya. Hal tersebut menjadikan Indonesia menjadi negara dengan jumlah pengisap rokok terbanyak di dunia yang mencapai 70,5 persen berdasarkan data World of Statistic per 20 Agustus 2023.

Berdasarkan data, terdapat sebanyak 70% perokok yang ingin berhenti merokok, 30% mencoba berhenti merokok tanpa bantuan, dan hanya sedikit orang yang berhasil untuk berhenti merokok yaitu hanya 5-10% saja. Sedikitnya orang yang dapat berhenti merokok ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti:

  1. Adiksi nikotin: adiksi nikotin dapat terjadi dengan cara nikotin yang ada pada rokok dapat masuk ke dalam darah kemudian diteruskan ke otak. Nikotin yang diterima oleh otak tersebut akan membuat otak mengeluarkan dopamin sehingga memberikan rasa nyaman. Namun, saat dopamin berkurang maka seseorang tersebut akan memiliki keinginan kembali untuk merokok agar dapat mengembalikan hormon dopamin.
  2. Efek penarikan (putus nikotin): efek ini memiliki gejala kecanduan, tidak sabar, susah tidur, depresi, frustasi, sulit berkonsetrasi, peningkatan nafsu makan, dan peningkatan berat badan.
  3. Psikologis dan perilaku
  4. Pengaruh lingkungan sosial
  5. Faktor genetik.

Pada materi ini, Dokter Feni Fitriani juga menjelaskan tentang rokok elektrik. Rokok elektrik merupakan salah satu Hasil Produk Tembakau Lain (HPTL) dengan atau tanpa adanya nikotin dan penambah rasa yang digunakan dengan cara menghisap uap pemanas atau cairan dari alat pemanas elektronik. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa rokok elektronik mengandung nikotin, zat kimia yang bersifat racun, dan dapat memicu kanker seperti rokok konvensional.

Rokok elektronik sendiri memiliki dampak terhadap kesehatan paru dan sistem pernapasan seperti:

  1. Iritasi saluran napas
  2. Meningkatkan gejala pernapasan
  3. Meningkatkan risiko bronkitis
  4. Meningkatkan risiko asma
  5. Meningkatkan risiko PPOK
  6. Meningkatkan risiko penyakitis bronkiolitis obliterans
  7. Meningkatkan risiko pneumotoraks
  8. Meningkatkan risiko kanker paru
  9. Meningkatkan risiko pneumonitis
  10. Meningkatkan risiko EVALI

Melihat risiko yang bisa disebabkan oleh rokok konvensional dan rokok elektrik maka diharapkan orang-orang yang belum mencoba ataupun masih merokok untuk memberhentikan kegiatan tersebut merokok sendiri memiliki manfaat seperti meningkatkan angka harapan hidup seseorang, mengurangi risiko mengalami serangan jantung, dan bisa membuat sel-sel paru-paru 4x lebih sehat dibandingkan dengan perokok yang masih aktif.

 

 

  • Pendekatan Klinis PPOK dan Eksaserbasinya

Pada tanggal 27 November 2023 yang merupakan hari terakhir dari kegiatan SECURE UI terdapat pemaparan materi “ Pendekatan Klinis PPOK dan Eksaserbasinya ” yang dibawakan oleh Prof. Faisal Yunus, Sp.P(K). Penyakit Paru Obstruktif Kronis  (COPD) atau PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) adalah kumpulan penyakit paru-paru yang menghambat aliran udara ketika menarik napas dan menimbulkan kesulitan bernapas. Pada materi ini dijelaskan bagaimana cara melakukan diagnosis dan penilaian terhadap COPD seperti melihat dari:

  1. Gejala: napas pendek, batuk kronis, dan produksi lendir
  2. Faktor risiko: polusi di dalam atau luar ruangan, faktor tuan rumah, tembakau, dan pekerjaan
  3. Spirometri

Dalam melakukan diagnosis maka akan dilakukan penilaian dan juga klasifikasi terhadap COPD, adapun penilaian yang dilakukan dapat berdasarkan pada limitasi aliran udara dan gejalanya, Pemateri juga memaparkan bagaimana cara untuk menangani COPD seperti:

  1. Mengurangi faktor risiko
  2. Mengurangi perlakuan terhadap rokok
  3. Vaksinasi, menghindari polusi
  4. Melakukan rehabilitasi

 

  • Diagnosis dan Pengobatan Komprehensif untuk Asma

SECURE UI

Materi ini dibawakan oleh dr. Triya Damayanri, PhD, Sp.P(K) dengan menjelaskan materi berupa asma. Asma sendiri merupakan penyakit saluran napas kronik yang memiliki gejala seperti napas yang pendek, batuk, sesak napas, dada terasa tertekan, dan terdapat bunyi ketika bernapas. Asma sendiri dibagian menjadi doa yaitu:

  1. Asma yang bersifat kronik: asma intermiten, asma persisten ringan, asma persisten sedang, dan asma pesisten berat.
  2. Asma yang bersifat sebagai serangan: serangan ringan-sedang dan serangan yang dapat mengancam jiwa

Dalam menghadapi penyakit ini, terdapat fenomena ‘Asthma Ice Berg’ yaitu fenomena hal yang hanya bisa diliat dari pasien hanyalah gejala dan juga eksaserbasinya, tetapi untuk hiperreaktivitas bronkus, inflamasi jalan nafas, dan juga remodeling dari jalan nafas tidak dapat terlihat.

Untuk mengatasi hal tersebut maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan diagnosis. Adapun cara untuk mendiagnosis asma bisa berupa:

  1. Anamnesis: bisa dilakukan dengan cara melihat gejala utama seperti sesak napas, batuk, rasa tertekan di dada, mengi yang bersifat episodik dan bervariasi
  2. Pemeriksaan fisik: bisa dilakukan dengan cara melihat tanda-tanda obsturksi seperti ekspirasi yang memanjang, mengi, dan hiperinflasi
  3. Pemeriksaan pemeriksaan: bisa dilakukan dengan cara foto toraks normal, hiperinflamasi, APE yang meningkat lebih atau setara dengan 20 persen
  4. Penunjang lain: bisa dilakukan dengan cara uji provokasi bronkus, uji kulit, FeNO

 

Beberapa materi yang telah dipaparkan oleh pemateri yang kredibilitas tersebut merupakan materi yang terbaru pada bidang Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi. Kegiatan Main Event The 7th Symposium and Workshop of Current Updates in Respiratory Medicine (7th SECURE UI ) sangat bermanfaat dan patut diikuti untuk para dokter, mahasiswa, ataupun para petugas kesehatan agar masalah kesehatan terkhusus untuk bidang Pulmonologi dapat terselesaikan dan mencapai target dengan baik.

Para mahasiswa kedokteran wajib banget untuk menambah ilmu setiap tahunnya di event SECURE UI dan kamu bisa dapatkan kebutuhan alat-alat kesehatan di @MEDTOOLS.ID 

 

 

Penulis: Husnul Khatimah Kaharuddin
Peninjau: Dr.Stellon Salim